Minggu, 15 April 2012

Gaya Hidup dengan Sebatang Cerutu


Cerutu tidak sama dengan rokok dan mempunyai segudang keistimewaan. Setidaknya begitulah anggapan penggemarnya. Para penikmat cerutu, yang biasa disebut cigars, harus meluangkan waktunya untuk benar-benar bisa menikmati cerutu, karena untuk menghabiskan satu batang relatif membutuhkan waktu yang agak lama. Karena sangat tidak nikmat jika menghisap cerutu dengan terburu-buru.
Dari segi harga pun tidak bisa dibandingkan dengan rokok biasa. Harga cerutu kualitas rendahan mencapai puluhan ribu rupiah per batang. Untuk cerutu kelas premium bahkan bisa mencapai jutaan sampai puluhan juta rupiah per batang. Harga yang cukup fantastis untuk sebatang tembakau linting yang akhirnya harus dibakar untuk menikmatinya.
Ternyata untuk bisa tampil seutuhnya sebagai cigars bukan sekedar dari batang cerutu itu sendiri. Kotak penyimpannya pun juga menjadi bagian gaya hidup para cigars yang tercermin dari harganya. Harganya bervariasi sampai Rp20 jutaan.
Sekedar informasi, menghisap cerutu ternyata asapnya tidak ditelan, tetapi cukup sampai di mulut seperti layaknya orang berkumur; sehingga konon tidak menyebabkan ketagihan. Asap cerutu yang memenuhi rongga mulut dikumur-kumur dan dihembuskan keluar secara perlahan. Proses hembusan yang santai dan perlahan itulah kunci untuk menikmati cerutu secara total.
Penggemar cerutu di Indonesia meskipun masih realtif sedikit namun terus bertumbuh. Bahkan di kota-kota besar sudah menjadi bagian dari gaya hidup metropolis. Bagi kalangan tertentu, cerutu bukan sekedar sebagai barang hobi untuk dihisap (dikonsumsi) sebagaimana layaknya cerutu, namun untuk disimpan sebagai benda koleksi.